82 research outputs found

    Improving Students’ Creativity In The Proving The Validity Of Arguments Through Learning Strategy ”What’s Another Way”

    Get PDF
    The purpose of this study was to describe the enhancing creativity of students in proving the validity of arguments through learning strategy "what's another way". This research was an action research with qualitative descriptive approach. The subjects were students of mathematics education UNIROW Tuban. The study was conducted in three cycles, Cycle I: Proof of Validity Arguments Directly, Cycle II: Proof of Validity Arguments Indirectly, and Cycle III: Validity Evidence Arguments Containing Kuantor. This research results in the following: In general, the learning strategy "what's another way" to improve the creativity of students in proving the validity of the argument. The main difficulty in proving the validity of the argument is as follows: a) the use of evidentiary rules of argument, and b) the idea of proof plan. Key Words: creativity, proving, argument, validity, and ”what’s another way

    PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN LITERASI DAN NUMERASI

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis model Problem Based Learning (PBL) yang valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasi pada materi bentuk aljabar peserta didik kelas VII. Penelitian ini mengacu pada model pengembangan Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Sammel, dan Melvyn I. Sammel (1974) yang dikenal dengan model 4-D yaitu Define (pendefinisian), Design (perancangan), Develop (pengembangan), dan Disseminate (penyebaran). Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII MTs Manbail Futuh 02 Bancar. Untuk menguji kualitas produk LKPD yang dikembangkan dilakukan uji validitas, kepraktisan, dan keefektifan. Instrumen untuk uji kevalidan adalah lembar validitas LKPD, untuk uji kepraktisan adalah lembar keterlaksanaan LKPD, dan untuk uji keefektifan adalah lembar aktifitas pendidik, lembar aktifitas peserta didik, angket respon peserta didik, serta lembar soal tes kemampuan literasi numerasi peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKPD berbasis PBL yang dikembangankan memenuhi kriteria valid (>80), memenuhi kriteria praktis dengan rata-rata 77,05 %, serta memenuhi kriteria efektif dari lembar obsevasi aktifitas pendidik rata-rata sebesar 73,07 % dengan kategori baik, lembar observasi aktifitas peserta didik rata-rata sebesar 77,69% dengan kategori baik, angket respon peserta didik rata-rata sebesar 79,04% dengan kategori baik, tes kemampuan literasi numerasi rata-rata sebesar 70,02% dengan kategori baik

    DESIGN OF MATHEMATIC LEARNING BASED ON COGNITIVE STYLE

    Get PDF
    Cognitive style is an individual characteristic in terms of feeling, remembering, organizing, processing, and solving the problems. This paper aims to describe the design mathematic learning based on particular cognitive style reflective vs impulsive. Cognitive styles tend to be fixed on the child, so that the learning is more effective when the learning designed based on cognitive styles. To design the learning will be used method development of Plomp (1997), which consists of five phases, namely: (1) the initial assessment phase, (2) the design phase, (3) the realization /construction phase, (4) test, evaluation and revision phase, and (5) the implementation phase. The result showed that the syntax of the mathematic learning based cognitive styles as follows: (a) introduction, (b) present information, (c) Organize students in groups based on cognitive styles, (d) lead the discussion and presentation, (e) problem-solving exercises, and (f) close/evaluation. Furthermore, to assess the quality of mathematics learning design based on cognitive style used criteria of Nieveen (1999), among others the validity , practicality, and effectivenes

    VALIDITAS PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI MATEMATIKA SISWA SMP

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan validitas LKS berbasis level scaffolding untuk mengatasi miskonsespsi matematika siswa Kelas VII SMP. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan 4-D Thiagarajan yang di reduksi menjadi 3-D. Pengembangan LKS mengikuti tahapan model pengembangan Thiagarajan dan merujuk pada level scaffolding yang dikembangkan oleh Anghileri serta indikator miskonsepsi matematik meliputi ketidakmampuan siswa dalam mengkorelasikan simbol yang sesuai dengan penyelesaian, ketidakmampuan siswa dalam menghubungkan konsep materi yang seharusnya digunakan serta tidak mampu menghubungkan dengan konsep lain. Untuk menilai kualitas LKS berbasis level scaffolding yang dikembangkan digunakan kriteria Nieveen , yaitu memenuhi validitas, praktikabilitas, dan efektivitas.Namun karena keterbatasan di masa pandemi COVID-19 hanya dilakukan uji validitas. LKS yang dikembangkan dapat digunakan oleh siswa kelas VII SMP. Untuk menguji validitas LKS berbasis level scaffolding digunakan instrumen lembar validasi yang sudah diuji kevalidannya. LKS diuji validitasnya oleh 3 orang validator, meliputi guru matematika dan dosen. Aspek yang dinilai berupa kelayakan isi, penyajian, kegrafisan, dan bahasa. Jenis data penilaian tersebut dianalisis secara deskriptif dengan kriteria skala Likert. Hasil dari validasi oleh validator ahli, menunjukan bahwa LKS berbasis level scaffolding dinilai valid dengan perolehan nilai rataan 85,4% pada setiap indikator

    PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematika pada materi bangun ruang sub bab kubus dan balok berdasarkan kemampuan matematika siswa. Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes tulis kemampuan komunikasi matematika dan wawancara. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi metode. Teknik analisis data menggunakan data reduction, data display, and conclusion drawing/verivication. Subyek penelitian ini terdiri dari 4 subyek, yakni 2 subyek berkemampuan matematika tinggi dan 2 subyek berkemampuan matematika rendah. Hasil penelitian menunjukka bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII-A SMP Negeri 2 Palang ditinjau dari kemampuan matematika: (a) Profil kemampuan komunikasi pada siswa berkemampuan tinggi memenuhi semua indikator komunikasi matematika, yaitu; (1) Kemampuan menyatakan dan mengekspresikan situasi, benda nyata, dan gambar ke dalam bahasa, simbol, ide atau model matematika, dan menggunakan bahasa sendiri.(2) Kemampuan menyatakan, mengekspresikan dan melukiskan ide-ide matematika ke dalam bentuk gambar, grafik atau model matematika visual. (3) Kemampuan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika dan gambar untuk menyajikan ide matematika dan menyelesaikan suatu masalah matematika., (b) Profil kemampuan komunikasi pada siswa berkemampuan rendah hanya memenuhi 1 indikator komunikasi matematika, yaitu; (1) Kemampuan menyatakan dan mengekspresikan situasi, benda nyata, dan gambar ke dalam bahasa, simbol, ide atau model matematika, dan menggunakan bahasa sendiri

    PROFIL METAKOGNISI SISWA MTs DALAM MEMECAHKAN MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metakognisi siswa MTs dalam memecahkan masalah ditinjau dari kemampuan matematika. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa metakognisi siswa kelas VII MTs Al-Ma’arif Cumpleng dalam memecahkan masalah dengan subjek tingkat kemampuan matematika tinggi dalam memecahkan masalah perbandingan yaitu melaksanakan semua aktivitas metakognisi yaitu indikator perencanaan, pemantauan dan penilaian tindakan di setiap tahap pemecahan masalah polya. subjek tingkat kemampuan matematika rendah dalam memecahkan masalah perbandingan yaitu melaksanakan semua aktivitas memahami masalah. Pada tahap pada tahap merencanakan rencana pemecahan masalah hanya melaksanakan aktivitas metakognisis perencanaan tanpa melakukan pemantauan dan evaluasi. Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah hanya melakukan aktivitas metakognisi perencanaan tanpa pemantauan dan penilaian. Sedangkan pada tahap memeriksa kembali, siswa tidak melakukan aktivitas metakognisi

    VALIDITAS PENGEMBANGAN LKS BERBASIS LEVEL SCAFFOLDING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan rancangan lembar kegiatan siswa (LKS) dan validitas pengembangan LKS berbasis level scaffolding untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan 4-D Thiagarajan yang di reduksi menjadi 3-D. Pengembangan LKS mengikuti tahapan model pengembangan Thiagarajan dan merujuk pada level scaffolding yang dikembangkan oleh Anghileri serta indikator komunikasi matematis meliputi: Written, Drawing, and Mathematical Ekspresion. Untuk menilai kualitas LKS berbasis level scaffolding yang dikembangkan digunakan kriteria Nieveen, yaitu memenuhi validitas, praktikabilitas, dan efektivitas.Namun karena keterbatasan di masa pandemi COVID-19 hanya dilakukan uji validitas. LKS yang dikembangkan dapat digunakan oleh siswa kelas VII SMP. Untuk menguji validitas LKS berbasis level scaffolding digunakan instrumen lembar validasi yang sudah diuji kevalidannya. LKS diuji validitasnya oleh 3 orang validator. Aspek yang dinilai berupa kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafisan. Jenis data penilaian tersebut dianalisis secara deskriptif dengan kriteria skala Likert. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa LKS berbasis level scaffolding dinilai valid dengan perolehan nilai rataan 89,5% pada setiap indikato

    VALIDITAS PENGEMBANGAN LKS BERBASIS LEVEL SCAFFOLDING DALAM MENGEMBANGAN BERPIKIR ALJABAR SISWA SMP

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS berbasis level scaffolding untuk mengembangkan berpikir aljabar siswa SMP kelas VII dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Jenis penelitian ini adalah pengembangan dengan menggunakan model 4D Thiagarajan yang meliputi Define (pendefinisian), Design (perancangan), Develop (pengembangan), dan Disseminate (penyebaran). LKS dikembangkkan mengikuti tahapan model pengembangan Thiagarajan dan merujuk pada level scaffolding yang dikembangkan oleh Anghileri (2006) serta indikator berpikir aljabar yang meliputi : alat berpikir matematika dan ide dasar. Untuk menilai kualitas LKS berbasis level scaffolding yang dikembangkan digunakan kriteria Nieveen (1999), yaitu memenuhi validitas, praktibilitas, dan efektivitas. Tetapi karena keterbatasan di masa pandemi COVID-19 hanya dilakukan uji validitas. LKS yang dikembangkan dapat digunakan oleh siswa kelas VII SMP. Untuk menguji validitas LKS berbasis level scaffolding digunakan instrumen lembar validasi yang sudah diuji kevalidannya. LKS duji validitasnya oleh 3 orang validator, meliputi guru matematika dan dosen. Aspek yang dinilai berupa kelayakan isi, penyajian, kegrafisan dan bahasa. Jenis data penelitian tersebut dianalisis secara deskriptif dengan kriteria skala Likert. Dari hasil validasi yang divalidator ahli menunjukkan bahwa LKS berbasis level scaffolding memenuhi kategori valid dan layak digunakan dalam pembelajaran matematika siswa SMP kelas VII

    VALIDITAS PENGEMBANGAN LKS BERBASIS LEVEL SCAFFOLDING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MATEMATIKA SISWA SMP

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan rancangan dan validitas Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis level scaffolding untuk meningkatkan kreativitas matematika siswa SMP yang telah dikembangkan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan model 4-D Thiagarajan yang di reduksi menjadi 3-D. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) mengikuti tahapan model pengembangan Thiagarajan dan merujuk pada level scaffolding yang dikembangkan oleh Anghileri (2006) serta indikator kreativitas matematika meliputi: kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. Untuk menilai kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis level scaffolding yang dikembangkan digunakan kriteria Nieveen (1999), yaitu memenuhi validitas, praktikabilitas, dan efektivitas. Namun karena keterbatasan pada masa pandemi covid-19 hanya dilakukan uji validitas. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan dapat digunakan oleh siswa kelas VII semester genap jenjang SMP. Kevalidan Lembar Kerja Siswa (LKS) diukur menggunakan instrumen lembar validasi yang sudah diuji kevalidannya. Lembar Kerja Siswa (LKS) diuji validitasnya oleh 3 orang validator. Aspek yang dinilai yaitu kelayakan isi, penyajian, kegrafikan dan bahasa. Hasil yang diperoleh dari validasi LKS dianalisis secara deskriptif kuantitatif, kemudian disajikan dalam Skala Likert. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa LKS berbasis level scaffolding untuk meningkatkan kreativitas matematika siswa SMP yang dikembangkan berada pada kriteria “sangat valid” dengan perolehan nilai 86%
    • …
    corecore